Mettacitta Ind Mettacitta Ind
  • About
  • Services
    • Counseling & Psychotherapy
    • Compassionate Chit-chat
    • Creative Healing-Arts
    • Graphology & Consulting
    • Reading & Healing
    • Intuitive Coaching
  • Classes
  • Products
  • Blog
  • FAQs
  • Contact

Mengatasi Imposter Syndrome: Ketika Rasa Tak Cukup Menghantui

You are here: Home / News / Mengatasi Imposter Syndrome: Ketika Rasa Tak Cukup Menghantui

Mengatasi Imposter Syndrome: Ketika Rasa Tak Cukup Menghantui

by admin

Pernahkah kamu merasa seperti seorang penipu dalam hidupmu sendiri? Merasa bahwa meskipun segala prestasi dan usaha, ada suara kecil yang terus berkata, “Aku tidak pantas mendapatkannya”? Itulah yang disebut dengan Imposter Syndrome—sebuah fenomena di mana kamu meragukan diri sendiri, seolah tidak cukup baik untuk meraih apa yang sudah kamu capai.

Tapi tahukah kamu? Banyak dari kita mungkin pernah mengalami ini, bahkan tanpa menyadarinya. Lalu, apa yang sebenarnya menyebabkan perasaan tak cukup ini? Apa yang membuat kita merasa seperti seorang “penipu” dalam hidup yang seharusnya kita nikmati?

Menelusuri Akar Imposter Syndrome

Ketika kamu terus memaksa pikiran untuk melampaui kemampuan tubuhmu, sesuatu dalam dirimu terputus. Pikiran dan tubuh tidak lagi sejalan. Mungkin kamu berpura-pura hadir, tetapi di dalam, kamu merasa kosong. Inilah saatnya perasaan terputus dari diri sendiri mulai muncul, dan di sinilah Imposter Syndrome berakar.

Kamu mungkin merasa kelelahan, emosional, tetapi tetap memaksa diri untuk melangkah maju. Tubuhmu butuh istirahat, namun pikiranmu menolak untuk berhenti. Ini seperti berada dalam mode bertahan hidup yang konstan—tidak benar-benar hadir dalam hidupmu sendiri. Akhirnya, kamu merasa seperti penipu di dunia yang kamu ciptakan, berusaha menjaga penampilan luar tanpa benar-benar merasa terhubung dengan dirimu sendiri.

Menyelaraskan Kembali Diri dengan Tubuh

Kunci untuk keluar dari jebakan Imposter Syndrome adalah menyadari perasaan yang sebenarnya kamu alami dan menerima kehadiranmu dalam setiap momen. Autentisitas lahir dari penerimaan. Artinya, jika kamu merasa lelah, izinkan dirimu merasakannya tanpa menghakimi. Jangan berusaha melawan biologimu. Terima kelelahan itu sebagai bagian dari dirimu, dan sadari bahwa itu adalah isyarat dari tubuhmu yang meminta istirahat.

Saat kamu mulai jujur dengan diri sendiri—menerima apa yang kamu rasakan dan tidak memaksa diri untuk terus maju tanpa henti—perasaan terputus akan perlahan hilang. Kamu akan kembali terhubung, merasa lebih autentik, dan hidup akan terasa lebih sejalan dengan siapa dirimu sebenarnya.

Langkah Menuju Kasih Sayang Diri

Tidak ada yang salah dengan mengakui bahwa kamu kelelahan atau merasa tidak cukup. Faktanya, semakin banyak kasih sayang yang kamu berikan pada dirimu sendiri, semakin kuat hubunganmu dengan dirimu yang sesungguhnya. Ketika kamu jujur pada teman dan keluargamu tentang apa yang kamu alami, kamu membuka ruang untuk pemulihan sejati—baik secara fisik maupun emosional.

Lain kali, saat kamu merasa seperti seorang “penipu” atau terbakar habis, alih-alih terus berlari dari perasaan itu, cobalah untuk duduk sejenak. Rasakan semuanya. Dalam dunia Zen, ada sebuah pepatah “Untuk bisa berlari, pertama-tama kita harus belajar untuk berhenti.” Berhenti bukan berarti menyerah, melainkan memberi ruang bagi tubuh dan jiwa untuk pulih dan kembali terhubung.

Apa Selanjutnya?

Jika kamu merasa bahwa Imposter Syndrome sering menghampirimu, cobalah untuk lebih memperhatikan apa yang tubuhmu butuhkan. Jangan takut untuk mengakui bahwa kamu perlu istirahat, atau bahwa kamu sedang merasa terputus. Itu adalah langkah pertama menuju penyembuhan. Dan yang pasti, jangan pernah takut untuk menjadi autentik! Menunda untuk menjadi autentik hanyalah kesia-siaan yang akan kita sesali kemudian, cepat atau lambat.

Dan bagaimana jika dirimu masih tetap ragu? Jangan ragu untuk berbagi. Ceritakan kisahmu dan mari kita lihat langkah apa yang bisa kita buat bersama.

 

Much Metta,

Cinh Tomoidjojo

Share this post?

Facebook Twitter Pinterest

More posts

  • Related
  • Popular
  • Latest
6 Kunci untuk Menyembuhkan Sistem Saraf: Perjalanan Menuju Keseimbangan Batin
6 Kunci untuk Menyembuhkan Sistem Saraf: Perjalanan Menuju Keseimbangan Batin
Menyelami Dunia Disosiasi: Ketika Pikiran dan Jiwa Terpisah
Menyelami Dunia Disosiasi: Ketika Pikiran dan Jiwa Terpisah
Menyelami Dunia Disosiasi: Ketika Pikiran dan Jiwa Terpisah
Menyelami Dunia Disosiasi: Ketika Pikiran dan Jiwa Terpisah
6 Kunci untuk Menyembuhkan Sistem Saraf: Perjalanan Menuju Keseimbangan Batin
6 Kunci untuk Menyembuhkan Sistem Saraf: Perjalanan Menuju Keseimbangan Batin
6 Kunci untuk Menyembuhkan Sistem Saraf: Perjalanan Menuju Keseimbangan Batin
6 Kunci untuk Menyembuhkan Sistem Saraf: Perjalanan Menuju Keseimbangan Batin
Menyelami Dunia Disosiasi: Ketika Pikiran dan Jiwa Terpisah
Menyelami Dunia Disosiasi: Ketika Pikiran dan Jiwa Terpisah

Leave a Reply Cancel Reply

Your email address will not be published.

Mettacitta Ind Mettacitta Ind
Copyright © 2022 Mettacitta Ind | Art, Mindfulness & Self Transformation
We use cookies on our website to give you the most relevant experience by remembering your preferences and repeat visits. By clicking “Accept All”, you consent to the use of ALL the cookies. However, you may visit "Cookie Settings" to provide a controlled consent.
Cookie SettingsAccept All
Manage consent

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may affect your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT
Ada pertanyaan? Sila WA kami'
Go to mobile version